Nikmatnya Sajian Kuliner Nasi Kucing

Membahas kuliner memang tidak pernah ada habisnya, bahkan di era yang katanya resesi seperti saat ini, dunia kuliner pun terus tumbuh, meskipun hilang satu akan tumbuh seratus, itulah dunia kuliner, yang bangak orang ingin mengadu peruntungannya. Hal ini juga yang membuat para pecinta kuliner ingin selalu mencoba sajian kuliner baru tersebut. Namun, diantara sajian kuliner baru yang muncul masih ada kuliner lama atau bisa dianggap kuliner legendaris di daerah asalnya, yaitu angkringan. Tentu saja nikmantnya sajian kuliner nasi kucing selalu memberi daya tarik tersendiri.

Makanan khas Jogja ini memang semakin berkembang, nasi kucing yang terkenal di daerah Jogja, Solo, Semarang dan berbagai daerah di Jawa Tengah ini, kini semakin banyak dan tersebar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Dan dengan mengambil konsep yang sama dengan konsep angkringan Jogja seolah ingin menggambarkan suasana Jogja yang syahdu.

Nasi Kucing Angkringan dan Sejarah Kemunculannya

Nasi kucing atau yang biasa disebut dengan ‘sego kucing’ merupakan makanan yang unik. Di daerah asalnya seperti Jogja dan sekitarnya, nasi ini berupa nasi dalam bungkus kecil.

Nasi kucing lauk kerang

Dikutip dari wikipedia, nasi kucing ini memiliki arti nasi untuk kucing, karena memang porsi nasinya yang sedikit, seperti makanan yang diberikan untuk makanan kucing.

Namun tidak hanya sebutan nasi tersebut yang memang untuk kucing, pada jaman dahulu nasi kucing ini sengaja dibuat dengn porsi yang sedikit untuk menyesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat rakyat biasa pada jaman dahulu. Hal ini disebabkan karena membeli makanan dengan harga mahal sangat sulit dilakukan, maka cara ini, yaitu dengan membuat nasi dengan porsi kecil, dengan harga murah menjadi salah satu solusinya, sehingga nasi kucing ini identik dengan makanan orang miskin.

Perkembangan Nasi Kucing

Beda dahulu beda sekarang, pada jaman dahuu, nasi kucing sengaja dijual dengan cara berkeliling, namun dengan berkembangnya jaman, ditambah suasana yang mendukung, apalagi di Jogja, kini angringan seperti warung sudah menetap di pinggir jalan.

Dengan berkembangnya dunia kuliner, dan untuk menarik pembeli, tentu saja nasi kucing tidak hanya dibungkus dengan kertas minyak dan dibungkus koran, namun sudah berkembang dengan berbagai variasi nasi kucing yang dibungkus dengan daun pisang.

Untuk lauk nasi kucing pun bervariasi, tergantung dari angringan, warung atau resto yang menyajikan nasi kucing tersebut.